Minggu, 14 September 2014

Di Akhir Zaman, Orang Baik Makin Berkurang, Orang Jahat Makin Bertambah


 
DARI Aisyah Ra. ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda; “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga seorang anak menjadi sebab kemarahan (bagi ibu bapaknya) hujan akan menjadi panas (hujan akan berkurang dan cuaca akan menjadi panas), akan bertambah banyak orang yang tercela dan akan berkurang orang yang baik, anak-anak menjadi berani melawan para orang tua serta orang yang jahat berani melawan orang -orang baik,” (HR. Thabrani).
Keterangan di antara tanda-tanda qiamat ialah: (1) Bila anak-anak menjadi sebab kemarahan orang tuanya. (2) Bila hujan berkurang, cuaca menjadi panas dan udara telah tercemar (menjadi kotor). (3) Orang jahat bertambah banyak dan dorongan untuk membuat kejahatan sangat banyak. (4) Orang yang berbuat kebaikan sedikit dan tidak mendapat kemudahan yang sewajamya. (5) Anak-anak sudah berani melawan orang tua. (6) Orang-orang yang jahat berani melawan orang-orang yang baik dan tidak malu terhadap mereka.
Sepertinya apa kehidupan masyarakat kita pada hari ini tidak banyak bedanya dari apa yang disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tadi. Setiap hari kita melihat kebenaran dari apa yang disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Siapa yang kehendaki kebaikan padanya, maka Dia akan jadikan orang itu fakih terhadap dien.” (HR. Bukhari, Muslim, dan lainnya, dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘Anhu)
Inilah kiranya satu-satunya jalan untuk menjadi orang baik, yaitu memahami ajaran Islam.
Manusia memiliki pemahaman yang sangat beragam. Cukup banyak yang hanya mampu memahami satu atau dua hukum, dan ada juga yang sanggup memahami seratus atau dua ratus hukum. Mereka itu seperti tanah yang menahan air air untuk kepentingan orang banyak, untuk minum, memberi minum ternak, dan menyiram tanaman.
Kedua macam manusia di atas termasuk orang-orang yang bahagia. Macam pertama, derajatnya lebih tinggi dan terhoÙ‚mat, “Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (QS. Al-Jumu’ah: 4)
Sebaliknya, siapa yang tidak mengetahui urusan dien (Islam) maka ia termasuk orang yang tidak dikehendaki oleh Allah menjadi baik. Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Fathul Baari berkata, “Mafhum hadits bahwa orang yang tidak bertafakkuh fiddin, yakni tidak belajar kaidah-kaidah Islam dan cabang-cabangnya, maka sungguh ia diharamkan kebaikan. Abu Ya’la mengeluarkan hadits Mu’awiyah dari jalur lain yang dhaif, ditambahkan di ujungnya,  “Siapa yang tidak dijadikan paham terhadap dien, maka Allah tidak peduli kepadanya.” Makna hadits ini adalah shahih, karena siapa yang tidak mengetahui perkara-perkara (ajaran) agamanya, maka ia bukan seorang fakih dan tidak pula mencari pengetahuan, sehingga pantas ia disifati bahwa ia tidak dikehendaki mendapatkan kebaikan.” Wallahu Ta’ala A’lam. [ sumber Islam Pos]

Hapusnya Islam, Hilangnya Al-Qur’an, dan Musnahnya Orang-orang Shaleh di Akhir Zaman

SETELAH Islam tersebar sedemikian rupa meliputi timur dan barat, Islam kembali redup, kejahatan berkembang, agama agung ini dan al-Qur’an hilang, ilmu lenyap, dan Allah mencabut nyawa orang-orang yang dalam jiwanya masih ada iman. Dengan demikian, tidak tersisa di bumi kecuali makhluk-makhluk yang paling jahat, dan atas merekalah kiamat terjadi.
Ibn Majah dan al-Hakim menyampaikan dari Hudzaifah bin al-Yaman bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Islam dihapuskan seperti hilangnya warna baju, sampai tidak diketahui apa itu puasa, apa itu shalat, haji dan sedekah. Kitabullah dimusnahkan dalam satu malam sampai tidak tersisa satu ayat pun, dan yang tersisa adalah kakek-kakek dan nenek-nenek yang mengatakan, ‘Kami melihat orangtua kami mengatakan laa ilaaha illallah, maka kami pun mengatakannya’.”
Orang-orang yang tersisa ini tidak mengetahui Islam kecuali kalimat tauhid yang sudah hilang dan lenyap. Dalam Shahih Muslim diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak terjadi kecuali atas orang-orang yang paling jahat.”
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW menjelaskan kepada kita bagaimana orang-orang shaleh hilang di akhir zaman. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Allah mengirimkan angin dari Yaman, lebih lembut dari sutera. Angin itu mencabut nyawa setiap orang yang di hatinya terdapat iman walau sebesar atom.”
Dari Anas diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak akan terjadi kiamat sampai di bumi Allah tidak disebut-sebut lagi ‘Allah’.”
Dalam Shahih Muslim disampaikan dari an-Nawwas bin Sam’an, “Saat mereka dalam keadaan demikian, Allah mengirimkan angin yang sejuk, melewati bawah ketiak mereka, mencabut nyawa setiap mukmin dan muslim, sehingga tinggallah orang-orang jahat yang bersuka ria seperti keledai. Pada merekalah kiamat terjadi.”
Bukhari meriwayatkan dengan sanad dari Mardas al-Aslami RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Orang-orang shaleh akan hilang satu per satu, sehingga tinggallah orang-orang sampah seperti sampah gandum dan korma, dan Allah sama sekali tidak mempedulikan mereka.”
Di antara contoh terhapusnya Islam saat itu adalah terputusnya ibadah haji. Tidak ada lagi haji dan umrah. Dalam Musnad Abu Ya’la dan Mustadrak al-Hakim diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari Abu Sais RA bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kiamat tidak akan terjadi sampai Mekkah tidak didatangi lagi untuk haji.”
Tidak diragukan lagi bahwa hal ini terjadi setelah angin yang sejuk berhembus dan mencabut nyawa orang-orang shaleh. Sebelum itu, ibadah haji terus berlangsung. Dalam Shahih al-Bukahri diriwayatkan dari Abu Said al-Khudri bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Mesjid ini akan didatangi untuk haji dan umrah setelah keluarnya Ya’juz dan Ma’juz.” [Sumber: Ensiklopedia Kiamat/ Karya: Dr. Umar Sulayman al-Asykar/Penerbit: Serambi]